Wednesday, April 7, 2010

Takdir

Seperti embun yang menghilang di balik awan.
Begitulah akhir sebuah babak cerita cinta dalam kehidupanku.
Tiada pernah kusangka.
Bahwa semuanya akan musnah terlahap waktu.


Jika aku membuka kenangan akan hari itu.
Mungkinkah dia bersedia tinggal di salah satu ruang dalam hatiku?
Aku ragu.
Karna pada dasarnya, aku enggan membiarkannya menjadi bagian dari diriku.


Mengapa takdir harus mempertemukan kita lagi?
Bukankah semuanya sudah dipertegas?
Bahwa tidak ada percikan hubungan apapun diantara kita.
Bahkan benang merah penghubung kita sudah kuputuskan.


Ahhh....
Takdir, kau memang pandai bercanda.
Dulu, kau merampasnya dengan paksa dari ceritaku.
Sekarang, kau mengembalikannya tanpa bertanya padaku.


Kau anggap apa aku ini?
Sebuah marionet yang sedang kau mainkankah?
Pergilah takdir.
Tanpamu, aku masih bisa bertahan dalam babak ceritaku yang baru saja kumulai.

0 comments:

Post a Comment