Wednesday, April 8, 2009

Cerita di Waktu Hujan

Seperti biasa, kuhabiskan waktu ku di cafe yang sama, sepulang dari kantor.
Ku duduk di sudut cafe, meja na menghadap jendela dan ini merupakan tempat favoriteku.
Dan di balik jendela cafe ini, ku duduk dan termenung, memikirkan apa yang akan kulakukan selanjut na.
Tik....tik.....
Dan hujan pun turun.
Kuawasi hujan yang turun lebat.
"Hujan lagi, hujan lagi.  Gimana dunia ga tenggelam??" dumbelku dalam hati.
Karna memang pada dasar na, aku tuc ga gitu suka yang sama yang nama na hujan.
Ku keluarkan laptop dr dalam tas, turn on dan mulai ngeblog.
Menulis apa yang seharian ini kukerjakan dan bagiku setiap hari itu sama aja.  Sama membosankan.  Aktivitas yang kulalui juga itu2 aja.
Monoton.  Bikin hidup bosen.
Kutahan daguku dengan tangan kiriku, sambil mendengar lagu This is Me-Utada Hikaru lewat laptopku, kuperhatikan lagi jalanan yang mulai sepi.
Semua orang sibuk dengan hujan yang turun.
Ada yang menepikan kereta.  Ada yang sibuk membuka payung.  Ada juga yang sibuk bertedu.
Lalu, kuedarkan pandanganku ke seluruh cafe.
Hmmpphhh....
Sumpek.
Cafe na sudah full terisi dengan orang2 yang berusaha menghabiskan waktu mereka selagi hujan ini terus turun.
"Apa yang harus kulakukan sekarang??  Blogging??  Bosen rasa na.  Pulang?? Lebih bosen lage." bisikku pada diriku sendiri
Akhir na, kuteruskan saja memandangi hujan yang turun itu lewat jendela kaca yang uda mulai burem karna terciprat rintik2 hujan yang deras itu.

15 menit kemudian, seseorang menepuk pundakku.
"Ya??" balasku
"Miss, ada orang yang duduk disini?" tanya pemuda yang keliatan na lebih tua 1-2 taon dari umurku, 22 taon.
"Ga ada."
"Bole saya duduk??  Soal na, meja2 yang lain sudah pada full."
"Silakan."
Kulepaskan earphone dari telingaku dan menatap pemuda itu sejenak.
Dia basah.  Bahkan sangat basah sekali.
Tak tega rasa na hatiku ini.
Lalu, kuambil sapu tangan dari dalam tasku dan memberikan na.
"Pakelah.  Kulihat, kau sudah basah kuyup."
"Thankq." seru na sambil melemparkan senyuman na yang ramah

Sejenak, kami berdua sama2 terdiam, begitu ada pelayan yang lewat, dia pun memesan Hot Chocolate dua.
"Punyaku masih ada." seruku dengan heran saat dia memesan secangkir untukku juga.
"Itu sudah dingin.  Minumlah yang hangat, baru tidak masuk angin."
"Terima kasih, Sir" rasa bahagia karna ada yang memperhatikanku mulai membahana di dalam hati ini.
"Perkenalkan, namaku Sergio."
"Saya Chloe."
"Sedang sibuk??  Mengerjakan tugas kantor?"
"Enggak kok, cm browsing, blogging.  Biasa."

Begitu hot chocolate na dianter oleh pelayan cafe na.  Kami pun sama2 meneguk na dan mulai terlibat percakapan yang santai sekedar pekerjaan kami, latar belakang kami.
Dia orang yang enak diajak bicara.  Ramah.  Perhatian.  Smart.
Aku suka padanya.
Bukan suka yang kayak love at first sight.
Cuma, suka bicara dengan dia.
Dan ingin menghabiskan waktu yang lebih lama dalam percakapan ini.
Terlibat dalam percakapan ini, membuatku lupa akan rasa bosenku, rasa penat di kantor seharian.
Aku bahagia, dan untuk beberapa bulan terakhir ini.
Boleh dibilang, inilah saat-saat terbahagiaku.
Dengan na, aku tertawa lepas.  Saling bertukar pikir.

Sejam kemudian.
Dia meneguk hot chocolate na sampai habis dan memakai jas na yang uda lumayan kering.
"Sudah mau cabut??"
"Iya.  Hujan na sudah reda.  Aku harus ke bengkel mengambil mobilku."
"Mau kuantar??"
"Tidak perlu, bengkel na deket sini.  Aku jalan kaki saja."
"Ooh..." jelas terdengar nada kecewa kali ini.
"Seneng berkenalan denganmu."
"Aku juga"
"So, see u next time"
"Sure."
"Ini cafe favorite-ku.  Kalo kamu perlu temen bicara sehabis pulang dr kantor, kau bisa menemukanku disini.  Di meja yang sama."  tambahku lagi dengan muka yang agak kemerah2an karna malu.
"Tentu.  Kita pasti akan berjumpa lagi dan menghabiskan waktu dalam percakapan selanjut na."
balas na seraya tersenyum nakal kearahku.

Kutatap punggung na cukup lama saat dia berbalik dan berjalan menuju pintu keluar cafe itu.
Ternyata hari ini aku telah menemukan sesuatu yang menarik dalam hidupku.
Aku takkan kebosenan lagi melewati hari-hariku.
"dan untuk besok bahkan seterus na.  Kau akan bisa menemukanku disini.  Disudut ini, Sergio." seruku sambil menatap keluar jendela.
Jalanan masih basah.
Tapi, orang-orang kembali pada aktivitas mereka masing2.
Jalanan kembali ramai.


NB : Inspirasi menulis cerita ini, tiba2 saja muncul saat gw menatap jalan yang diguyuri hujan.

0 comments:

Post a Comment