Tuesday, December 28, 2010

Meaning of Your Presence




A sunny day meaning nothing
Someone is walking into my heart
I looked forward to chance
My melancholy, my precious one
You flew here by mistake

Sunday, December 26, 2010

Give Me A Reason to Forget


Actually
We’ve never talked about love before
We were never actually together before
Those feelings that you talked about didn’t exist
Isn’t that right?

The house is really big
I just realized it when you're not around
There’s actually an echo
Even I can heard the sound of my heartbeat

I feel cold
Even thought the sun is shining brightly
The warmth that I ever had 
Faded away with your left

“Are you well?”
You are asking me like nothing happen before
Nothing I can said instead of
"I'm okay"

Emotions are the hardest pattern to get rid of
Even when I close my eyes
You still keep appearing nonstop

I can't live with this feeling
It was killing me softly from inside
Hurry up and leave
Will you?

Wednesday, December 22, 2010

How I Wish


Back sound music : http://www.youtube.com/wat



How I wish, 
to capture this moment
into an eternal happiness
...that will never be rushed by a time

How I wish,
to be in this moment
in every single of my breath
that will never be changed by a life

How I wish,
to grow old like this moment
loving each other with a heart
that will never died by a decade

How I wish,
this moment of you and me
a chapter of our lover story
will never be faded by another story

How I wish.

P.S : Photo credit goes to Freddie. S. Samuel.  Check his FB and find out more photos that will amaze you!! http://www.facebook.com/photo.php?fbid=1419389619737&set=a.1419362499059.50396.1682570739

Tuesday, November 23, 2010



It's a story about
a man and a woman
which means to be together

It's a story about 
the blossom love in the sunny summer
which melt people's heart

It's a story about
two people's life
which vow to become one

It's a story about
a long journey of life
which in every path is irradiated by love

It's a story about
You and I.

P.S : Photo credit goes to Freddie. S. Samuel.  Check his FB and find out more photos that will amaze you!!http://www.facebook.com/photo.php?fbid=1419364339105&set=a.1419362499059.50396.1682570739

Wednesday, November 17, 2010

Wish At A Night




I remembered, you ever told me once
that you miss me the most 
when you looked up into the sky
and there was neither moon nor stars

You are afraid of,
if someday, 
your life will be as plain as the dark sky
And you are alone without me

I smiled and whispered,
"Stupid girl.  What are you afraid of?"
You looked at me with your innocent face
which make me love you even more and more 

Then, you slipped in your tiny fingers
into my huge-warm grip
and whispered back to me,
"I Love You"

I have heard this 
eight letters, three words
for more than thousand times
But, I never get bored

Like the moon
which never get bored of the dark sky
Even sometimes it didn't show up

Cause the moon will shine brightly 
with or without the stars,
but it meaningless without the dark sky presence

"Like your presence in my life."

P.S : Photo credit goes to Freddie. S. Samuel.  Check his FB and find out more photos that will amaze you!!http://www.facebook.com/album.php?aid=47501&id=1682570739

Kau - Aku


Kau bertanya
Kemanakah langkah ini akan kubawa
Aku terdiam bimbang
Pada takdir yang harus kujalani

Kau berteriak
Seakan aku sudah melakukan kesalahan besar
Aku tersenym, karna aku hanyalah seorang manusia biasa
Yang pada akhirnya menyesali keputusan yang telah kupilih

Kau mengasihaniku
Dengan tatapan bola mata sendu
Aku tidak memintanya
Yang kuperlukan hanyalah ruang dan waktu untuk diriku sendiri

Kau mengejar
Kemana aku berlalu pergi
Aku bersembunyi
Karna aku juga sudah terlalu lelah untuk berlari.


Tuesday, November 16, 2010

Keep Smiling




Let's forgot it for a while
About anything
When we're together
Let's just think about us
About our love story

I have no words to be told
how is my feeling when I'm with you
It feels like the flowers start to blossom
and we're in the middle of them

I have promised you
No matter how, what and when
As long as you're with me
I'll make you smile

Your smile can be assume as my breath
So, please
Keep smiling to make me alive
Cause I will do the same thing as well

Your smile just like the sunshine
that brighter up my hollow life
I keep asking to myself,
"How could I live without you?"


P.S : Photo credit goes to Freddie. S. Samuel.  Check his FB and find out more photos that will amaze you!!http://www.facebook.com/album.php?aid=47501&id=1682570739

Monday, November 15, 2010

Like A Wind





The wind may be blown
And never be back again
The flower may be blossom
for couple of days
Then died in unknown way

But not with my love
I took the seed from your heart secretly
Watering it each day
with your smile,
with your warmth
And your love is the best way
to make it keep growing and keep growing

Now, that small seed has turned into
a big-strong love tree
As a prove of how much my love for you
And how important you are in my heart

Each time when I'm holding your hand
I never want to let it go
Cause I'm afraid of losing you
And I can't losing you

You're everything to me
So, can you promise to never let go of my hand?
Cause I will hold your hand as tightly as I could
Forever in my life



P.S : Photo credit goes to Freddie. S. Samuel.  Check his FB and find out more photos that will amaze you!!http://www.facebook.com/album.php?aid=47501&id=1682570739

Sunday, November 14, 2010

Romance in Summer



The scent of the morning air
The sunshine of the daylight
I likes them the most
But, somehow, somewhat
It won't be completed
without your cheerful smile

Maybe I'm not a prince-wannabe
that come out from the fairy tales
The one that will always rescue the princess
A perfect guy that promise you
an eternity happiness

Maybe I'm not a white horse prince
that you're waiting for
The one that will give you a free ride
to the fantasy land
and live happily ever after

I'm just an ordinary guy
The one that hopes
to bring you a laughter every single day
The one that only
can promise to love you
without a miss even in any single second



P.S : Photo credit goes to Freddie. S. Samuel.  Check his FB and find out more photos that will amaze you!!http://www.facebook.com/album.php?aid=18926&id=1682570739

Sunday, October 10, 2010

Tentang Rasa


Sang mentari mengepakkan sayapnya
Menebarkan hangatke setiap sudut dunia
Tanpa terkecuali
Namun, mengapa aku merasakan
dingin yang berkepanjangan

Semula rasa rindu ini masi membara
Sehangat pelukan mentari
Sesejuk hembusan angin
Namun, tanpa alasan pasti
Rasa itu tergantikan

 Berhentilah bertanya
Aku menyerukan pada diriku sendiri
Tentang rindu yang terganti
Tentang cerita yang tak berujung
Tentang aku dan kamu
Yang tidak berada dalam satu jalinan takdir


Tuesday, August 24, 2010

Rasa yang Tertinggal ( FIN )


Di sudut ruangan café, di dekat jendela, Dhea dan Angga duduk berhadapan.  Jika diperhatikan dengan seksama semuanya masih sama seperti lima tahun yang lalu.  Saat pertama kali mereka berkencan.
Tempat duduk yang selalu sama setiap kali mereka datang.  Lagu mellow yang selalu menjadi teman setia.  Menu pesanan yang tidak pernah berubah.  Kegiatan masing-masing yang sama monotonnya dengan perputaran bumi mengelilingi matahari.  Namun, ada yang berubah.
Raut wajah mereka tidak lagi terlihat berbinar saat memandangi satu sama lain.  Tidak ada senyuman.  Tidak ada percakapan kecil.  Seakan mereka hanyalah dua orang asing yang duduk bersama di satu meja.  Tidak ada yang tahu dengan pasti, kapan tepatnya perubahan ini terjadi.
“Ga, aku ingin bicara.” seru Dhea memulai pembicaraan.  Tangan kirinya sibuk mengaduk segelas kopi di hadapannya yang masih mengepulkan asap.
“Apa?” balas Angga cuek tanpa menghentikan gerakan jarinya dari ketikan di keyboard laptop.
“Aku tidak suka jika kau mengerjakan sesuatu saat sedang berbicara denganku.” Dhea terlihat mulai kesal dengan sikap Angga yang seakan tidak menghargai keberadaannya.
“Aku juga tidak suka dengan cara bicaramu yang suka membentak.” Tangannya berhenti mengetik, lalu laptop didepannya ditutup dan kini bergeser ke samping.
Dhea menghela nafas, “Aku merindukan masa-masa dulu kita, Ga.  Di saat kita masih bisa bercanda tawa dan membicarakan hal-hal yang tidak penting.  Setidaknya kita masih berkomunikasi.”
Angga menolehkan kepalanya menatap ke luar jendela.  Telinganya masih mendengarkan setiap kata yang diucapkan oleh Dhea.  Hanya saja, dia sudah tidak sanggup lagi untuk menatap ke dalam mata wanita itu.  Ada perasaan bersalah dihatinya.
“Banyak perubahan yang terjadi akhir ini.  Apakah kau menyadarinya?” Dhea melanjutkan, “Kau telah berubah, begitu juga dengan aku.”
“Aku tahu.  Aku juga menyadarinya, hanya saja aku tidak tahu bagaimana membicarakannya denganmu.  Kau tahu, setiap kali kita bertemu, aku selalu sibuk dengan tugasku dan kau selalu sibuk dengan bukumu.” Akhirnya Angga memutuskan untuk angkat bicara.
Memang sudah saatnya bagi mereka untuk bicara dari hati ke hati.  Supaya segalanya menjadi jelas dan tuntas.  Sehingga di kemudian hari tidak ada pihak yang akan terluka lebih dalam.
“Aku tidak dapat mengingat kapan terakhir kalinya kita berbicara lebih dari lima menit.” Ucapan terakhir Dhea lebih terdengar seperti bisikan pada dirinya sendiri.  Dia berhenti mengaduk gelas kopinya dan menyandarkan diri ke belakang sofa sambil melipat kedua tangannya.  Lalu, dia kembali melanjutkan, “Apakah hubungan ini masih bisa disebut hubungan?”
Pertanyaan Dhea sempat membuat Angga tersentak beberapa detik.  Dengan perlahan, dia menatap ke arah Dhea.  Berharap untuk menemukan secercah harapan disana.  Sayangnya harapan itu telah redup.  Kini, dia yakin bahwa cinta telah meninggalkan hatinya tanpa berpamit, “Mungkin sudah saatnya hubungan ini kita akhiri.”
Suasana hening untuk beberapa saat.  Dhea membalas tatapan Angga dengan tatapan tidak percaya.  Namun, dengan segera dia mendapati bahwa sebagian besar hatinya merasa lega saat mendengar perkataan tersebut.  Hatinya yang tercuri telah berpulang pada tempatnya.  Dengan mantap tanpa keraguan sedikitpun dia membalas, “Ya, sudah saatnya kita mengakhiri hubungan ini.”
Keduanya tersenyum lebar satu sama lain.  Ada perasaan aneh yang menyusup diantara relung hati mereka.  Seperti dua ekor burung yang terlepas dari sangkar emas dan siap menempuh hidup baru di luar sana.
Saat cinta pergi, dia selalu meninggalkan jejaknya.  Kenangan indah untuk dikenang.




Sunday, August 22, 2010

Rasa yang Tertinggal - Teaser


“DHEA”

Aku selalu menyukai suasana seperti ini.  Keadaan yang tenang, suasana yang mendukung, background lagu yang mellow dan kamu yang duduk di depanku.  Rasanya dengan semua ini sudah sangatlah cukup untuk membuatku tersenyum seharian.  Seakan kebahagiaan di seluruh dunia sedang berada dalam genggaman tanganku.
Memandangi wajahmu yang serius mengerjakan kesibukanmu sendiri di depan laptop sembari menyeruput secangkir kopi panas mampu membuatku tersenyum tidak jelas.  Entah karna tampangmu yang serius itu terlihat lucu di depan mataku.  Atau aku yang sudah kehilangan kewarasanku.  Dan saat kau mencuri pandang kearahku, walaupun kau mengira aku tidak bakalan mengetahuinya, aku dapat merasakan seakan perutku dipenuhi ribuan kupu-kupu yang sedang menari.  
Apakah ini yang mereka bilang jatuh cinta?  Kalau begitu, aku akui, aku kalah.  Kau sukses telah mencuri hatiku.  Kau yang selalu sibuk dengan laptopmu.  Kau yang jarang berbicara denganku.  Kau yang tidak romantis.  Kau telah menang mencuri pergi hatiku.  Tidak hanya setengah, tetapi seluruh hatiku. 
Dulu, ya, dulu. Aku sangat yakin dengan cinta ini. 
Sekarang.  Aku bimbang. 
Apakah cinta ini masih sama dengan cinta yang kurasakan padamu lima tahun yang lalu?
Aku tidak yakin pada diriku.
               

***



“ANGGA”

Aku tidak pernah bisa mengerti apa yang sedang dipikirkan wanita yang sedang duduk di depanku ini.  Tanpa dia sadari, aku selalu mencuri pandang kearahnya dan mendapati bahwa dia sedang memandang kearahku, sementara kedua tangannya memegang sebuah buku.
Apakah aku yang sedang dia pandangi, atau buku ditangannya yang sedang dia baca?  Pernah terlintas beberapa kali di benakku untuk bertanya padanya, tapi aku takut jika aku bertanya, maka dia tidak akan pernah memandangku dengan tatapan seperti itu lagi.  Dan aku tidak ingin kehilangan pandangan itu.
Mungkin ini kedengarannya lucu.  Tapi, aku sangat menyukai tampangnya yang sedang memandangiku.  Seakan dialah malaikat yang diturunkan dari langit untukku.  Kedua bola matanya yang bening, bibirnya yang mungil serta kedua pipinya yang temben selalu membuatku ingin mencuri pandang kearahnya, walaupun pekerjaan di depan laptopku ini sedang bertumpuk dikejar deadline.
Ada saat dimana mata kami bertemu pada satu titik dengan tidak sengaja.  Dan pada saat itu, irama hati dalam dadaku selalu berdetak tidak karuan.  Apakah ini yang mereka sebut dengan rasanya jatuh cinta?
Kalau begitu, aku telah jatuh cinta padanya.  Aku sangat berharap dia menjadi pelabuhan terakhir dalam hidupku.  Menemani sepanjang hari di sampingku, seperti saat ini.  Walaupun aku selalu sibuk dengan pekerjaan kantorku baik di hari kerja maupun hari libur.  Walaupun kami jarang berbicara satu sama lain, tapi hanya dengan bersamanya, aku merasa puas.    
Tapi, entah sejak kapan getaran cinta itu berhenti.  Dadaku tidak lagi berdetak kencang setiap kali aku menatapnya.  Aku tidak pernah lagi mencuri pandang ke arahnya.  Dan keberadaannya di sampingku sudah tidak penting lagi. 
Seakan cinta telah pergi meninggalkan hati ini.

Thursday, August 19, 2010

Cerita Pada Waktu Hujan - Bagian Kedua (Final)



Sudah hampir setengah jam Selva menunggu sendirian di halte bus.  Hujan yang turun pun tidak lagi memperdulikan dirinya.  Bahkan angin malam menghembuskan dinginnya dengan kejam.  Sesekali Selva menggosokkan sebelah tangannya yang masih bebas ke arah lengan yang lain.  Sementara tangan yang lain memegang payung dengan erat supaya tidak terbang terbawa angin.


Lalu, dikeluarkan ponsel dari dalam saku celana panjangnnya.  Berkali-kali dia menelepon Andre, tapi tidak sekalipun lelaki itu menjawab.  Dan setiap kali Selva mendengar rekaman untuk memintanya meninggalkan pesan, dia mematikan panggilan.


Kamu dimana, Dre?


Selva mendudukkan badannya diatas sebuah bangku panjang bewarna biru di halte bus tersebut.  Tidak ada tanda bahwa dia akan segera pulang ke rumah sebelum bertemu dengan Andre.  Payung bewarna biru muda yang dipegangnya sedari tadi diletakkan di sampingnya.  Kedua lututnya dilipat.  Dan kepalanya ditelengkupkan diantara kedua lututnya.


Sebenarnya Selva tidak ingin menangis.  Namun, ada sesuatu dari dalam dirinya yang mendorongnya untuk menangis.  Perlahan tangisan itu pun semakin keras dan semakin keras.  Dia tahu dia sedang terjerumus ke dalam sebuah lobang yang sangat besar. 


Semua orang ingin menolongnya, tapi tidak dengan dirinya sendiri.  Dirinya merasa lebih nyaman berada di dalam lobang besar nan gelap itu daripada menghadapi kenyataan yang sangat menyakitkan. 


Di ujung jalan seorang wanita berlari kecil dengan memegang sebuah payung.  Sekujur tubuh bagian belakangnya basah akibat percikan hujan sewaktu berlari.  Wanita itu memperlambat langkahnya saat menggapai halte bis. 


“Sel……Selva…..” panggil wanita itu sambil mengguncang badan adiknya.


Selva mendongakkan kepalanya keatas, melihat ke dalam kedua bola mata Dara.  Tidak ada sepatah kata pun yang dia ucapkan.  Melalui tatapan Selva pada dirinya, Dara bisa merasakan apa yang sedang dirasakan adiknya.  Rasa sakit yang teramat sangat akan kehilangan seseorang yang sangat dicintai.


Ada pemikiran kecil yang menghampiri pikirannya.  Apakah Selva sudah mengingat semuanya?  Apakah Selva sudah tahu bahwa Andre…..


“Bolehkah aku berhenti menemui Dokter Steve?” Selva bertanya secara tiba-tiba dengan semangat sambil menghapus air mata dari kedua pipinya.


Dara tersentak dengan pertanyaan mendadak itu.  Dia tidak mampu mencerna dengan baik maksud di balik pertanyaan itu.  Hingga akhirnya dia hanya berdiri dan terdiam untuk waktu yang cukup.


Melihat tidak ada tanggapan apapun dari kakaknya, Selva kembali melanjutkan, “Aku merasa semakin sering aku menemui Dokter Steve, maka bayangan Andre semakin menjauh dariku.  Mungkin Andre merasa cemburu karna aku sering bertemu dengan Dokter Steve.  Ya, pasti begitu.  Pasti dia sedang cemburu makanya dia tidak menelepon ataupun mencariku.  Dia…..”


Sedikit demi sedikit Dara mulai memahami inti dari perkataan Selva.  Dia mencoba memotong perkataan adiknya sebelum pembicaraan itu berubah menjadi pembicaraan yang tidak masuk akal.  Sudah saatnya untuk mengakhiri sandiwara ini.  Walaupun kenyataan yang akan dia katakan nantinya dapat menyakiti hati Selva.  Baginya lebih baik menyakitinya sekarang daripada membiarkan Selva menyakiti dirinya seumur hidup.


Harapan seorang kakak sangatlah sederhana.  Hanya ingin melihat adiknya tertawa setiap menit, bukan membiarkannya menangis setiap detik.


“Andre sudah mati.” Dengan segala kebulatan tekad dalam hati, Dara memberitahukan kebenaran yang disembunyikan oleh semua orang selama ini,” Dia sudah mati dua bulan yang lalu karna kecelakaan di jalan tol itu.  Kau ingin membohongi dirimu sendiri hingga berapa lama?” tanya Dara yang sudah tidak mampu mengendalikan emosinya, “Aku sudah tidak tahan lagi, Sel.  Kau tahu betapa sakitnya hatiku setiap kali aku melihatmu mencuri menangis setiap malam?  Berlagak seakan Andre masih hidup setiap harinya?  Bercerita tentang dirinya seakan dia masih bersama kita?  Dan setiap kali hujan, kau selalu membawakan payung dan menunggunya di halte bis hingga pagi.  Kenapa harus membohongi dirimu sendiri, padahal jauh di lubuk hatimu yang paling dalam kau tahu Andre sudah meninggal?”


Selva tercengang.  Dia tidak pernah menyangka bahwa kakaknya mampu mengeluarkan kata-kata seperti peluru yang menembus tepat di hulu hatinya.  Dia ingin menyangkal bahwa Andre sudah tiada.  Bahwa semuanya hanyalah kebohongan yang dikarang kakaknya.  Sayangnya, dia tidak sanggup mengucapkan sepatah katapun.  Karna itulah kebenaran yang sedang ditutupi dirinya sendiri.


Selama ini dia mengarang kebenaran lain untuk menutup kebenaran sejati.  Bahwa Andre selamat dari kecelakan di jalan tol.  Nyawanya berhasil diselamatkan di rumah sakit, padahal kenyataannya Andre meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.


Dia juga selalu menciptakan keadaan dimana Andre masih bersamanya.  Setiap pagi meneleponnya untuk mengucapkan selamat pagi.  Setiap siang tidak pernah lupa mengingatkannya untuk makan siang.  Dan Setiap malam menyanyikan sebuah lagu yang mengantarkannya ke alam mimpi.


Semua itu dilakukan diri Selva hanya untuk mengelabui alam bawah sadarnya bahwa Andre sudah pergi untuk selamanya.  Dia tidak keberatan hidup dalam kebohongan ini seumur hidupnya asalkan Andre selalu bersamanya.


“Sadarlah, Sel.  Andre sudah tiada.  Kakak mohon sadarlah.” Dara mengguncang pelan bahu Selva hingga akhirnya dia memeluk erat diri adiknya yang sedang duduk seperti patung dengan tatapan kosong.


  “Kak…” Selva memanggil Dara dengan suara yang sangat pelan, “Aku rela kehilangan semua hal di dunia ini.  Tapi, aku tidak bisa dan tidak boleh kehilangan Andre.  Tidak boleh, Kak.”


Perlahan setetes demi setetes air mata Selva mengalir dari pelupuk matanya, “Aku rela hidup dalam kebohongan ini.  Sungguh.  Jadi kumohon jangan pernah membangunkanku.  Aku tidak akan sanggup hidup dengan perasaan sesakit ini.  Rasanya lebih baik aku mati daripada harus menghadapi kenyataan itu.”


Dara memperat pelukannya pada Selva.  Mungkin untuk saat ini Selva belum siap untuk keluar dari dunia khayalannya.  Tapi, dia yakin dengan segenap hatinya bahwa suatu saat nanti Selva akan meninggalkan dunia yang penuh dengan kepalsuan itu dan kembali pada dirinya dan dunia ini.


Hari itu akan segera tiba.