Monday, February 27, 2012

Struggle

There will be a time when I missed everyone that ever stayed around me.  Hugged me with their warmth.  Cuddled me with their silliness.  Cared me with their kindness.  Heart me without any reason.


And when I stuck in the line between past and future, I stopped the time by myself.  Regretting every decisions that I ever made.  Then, I let the tears falling apart. 


I stared at the sky as the wind whispered its wishes.  I closed my eyes and pretended that I'm okay.  I should be okay.


Dragged myself out from the comfort zone was not the most difficult thing, but, it was not as easy as what people's talk.  I was survived in the way I am not used to be.  Struggled from anything that I hate the most till I have to live with that.


Life never flat.  
Life never easy.
And life never always about happy ending.

Saturday, February 4, 2012

Asa Penantian

Kau bertanya padaku, “Pernahkah kau merasa bersalah telah menghianati cintaku?”
Aku terdiam seribu bahasa.  Tidak dapat mengeluarkan sepatah katapun.  Karna tidak ada jawaban yang dapat aku berikan.
Lalu aku mengembalikan pertanyaanmu dengan pertanyaanku, “Apa kau merasa aku telah menghianati cintamu?”
Kali ini, kau pun terdiam.  Tidak tahu harus menjawab apa.  Wajahmu terlihat pucat seakan kau terkejut dengan pertanyaan barusan yang kuajukan.  Mungkin, kau tidak pernah berpikir bahwa aku akan bertanya seperti ini padamu.
Aku sungguh tidak tahu sebenarnya kesalahan terletak padaku atau padamu.  Atau, mungkin pada kita berdua.
Kau meninggalkanku dalam kesendirian tanpa pesan apapun.  Membiarkanku menghitung hari dalam penantian.  Menangis bermandikan kesunyian malam.  Memupuskan cinta yang terus aku percayai.
Lalu, dia datang.  Menawarkan segala kehangatan yang kuinginan.  Tangan besar nan kokoh yang kurindukan.  Pelukan erat yang selalu kunantikan.  Akhirnya, aku menemukan kebahagiaanku.  Akhirnya, hari-hari dalam penderitaan dalam penantian tak berujung telah berakhir.  Aku menemukan kembali arti hidup di dalam dirinya.
Tiba-tiba kau kembali.  Mencercaku dengan segala makian yang tidak dapat kuhitung.  Menghinaku dengan segala perbuataan yang sama sekali tidak kulakukan.  Kau meminta pertanggung jawaban untuk sesuatu yang telah kau tinggalkan tanpa jejak.
Lalu, bagaimana harus aku menjawabmu.  Bagaimana harus aku mempertanggung jawabkan cinta yang pernah ada diantara kita.
Cinta itu masih ada.  Tidak berubah.  Hanya saja kelelahan dalam diriku telah membekukannya.  Mengambil kemudi hati dan memutarnya pada haluan cinta lainnya yang dengan setia menungguku.
Kalau sudah begitu, siapa yang dapat disalahkan?
Kau yang berlalu tanpa jejak.  Atau.  Aku yang memutuskan untuk berhenti menunggu.  Atau mungkin dia yang menawarkan cinta lain kepadaku?

Sunday, January 1, 2012

Hujan

Pada rintik - rintik hujan, aku mengeluh
Mengapa ia menyembunyikan matahari di balik awan hitam
Menggantikan kehangatan dengan tiupan angin piluh
Membiarkan dentingan masa lalu menghampiri lintasan waktu


Pada derasnya hujan, aku berteriak
Membiarkan seluruh emosi terlontar keluar dari dalam diri
Melepaskan rasa sakit akan kehilangan untuk sejenak
Menghitung hari dimana ada aku tanpa kamu di sisiku