Saturday, August 7, 2010

Cerita Pendek



Kenangan demi kenangan kembali menari dengan bebas diantara pikirannya.  Hatinya yang tadinya serasa plong kini terasa sesak.  Hingga setiap tarikan nafas bertambah berat dan semakin berat.  Pada satu titik, dia sudah tidak dapat menahannya.  Dia menutup kedua telinga.  memusatkan pikirannya supaya berusaha menghapus kenangan yang sudah tidak berarti baginya.  Sementara hatinya berusaha untuk menstabilkan detak jantung dan mulutnya berkomat kamit tidak jelas.

Menghasilkan kenangan yang indah maupun pahit memang tidak sulit.  Menyimpannya bahkan menjadi bagian yang termudah dalam hidup, tapi disaat kenangan mulai menyebabkan rasa sakit dan ingin segera dilupakan.  Rasanya seperti menunggu air melunakkan batu.  Butuh waktu dan penantian yang membuat diri patah semangat.

"Aku akan baik-baik saja." dia berbisik pada dirinya sendiri, sementara kedua tangannya masih menutup kedua telinganya.

Perlahan, kenangan itu berhenti menari.  Seakan mendapat perintah, mereka kembali ke tempat semula.  Di salah satu sudut paling kelabu dan sempit yang berada di bagian paling ujung di sisi hati yang dingin.

0 comments:

Post a Comment