Tuesday, December 27, 2011

Musim Dingin


Hembusan angin sore membuyarkan lamunanku.  Menguap sudah mimpi-mimpi di alam kenyataan.  Memaparkanku pada kesakitan tiada akhir.  Suatu kebenaran yang harus kuakui. 
Bahwa kau tidak pernah menganggap aku ada.

Bagiku, bersamamu seperti salju di musim dingin.  Kadang terasa begitu indah, membuatku tidak ingin melewatkannya.  Walaupun, aku mengerti konsekuensi untuk menikmatinya.  Bahwa dia akan membawakan kedinginan pada diri mungilku.  Rasanya tidak mungkin aku bertahan pada suhu udara di bawah minus.  Namun, nyatanya aku berusaha bertahan dan melawan. 
Hanya untuk satu alasan. 

Karna aku begitu menyukai musim dingin.  Seperti aku yang dengan bodohnya terperangkap oleh gombalan cintamu.  Mencintaimu tanpa mempedulikan perkataan orang-orang di sekitarku.  Mempertaruhkan kebahagiaan seumur hidupku bahwa kau mungkin akan berubah dan bertahan di sisiku.
Nyatanya, aku salah. 

Kau tidak pernah berubah.  Bukan karna tidak mungkin.  Namun, kau sendiri yang tidak ingin berubah.  Bagimu, ada atau tidak adanya diriku hanya ibarat hembusan angin di sore hari.  Akan berlalu saat musim berganti.  Menghilang tanpa meninggalkan jejak. 
Dan kau tidak pernah merasakan arti dari sebuah kehilangan.

Kadang, aku berkata pada diriku sendiri.  Aku pasti bisa melewati hari-hari sulit ini.  Sehari demi sehari dan hanya hasil nihil yang kudapatkan.  Kau tidak pernah menguap sedikitpun dari pemikiranmu.  Bahkan selalu hadir dalam setiap gerak langkahku.

Jika, aku memohon, apakah kau bersedia untuk mengabulkannya?
Jika aku terus melangkah, apakah kau bersedia untuk memperlambah langkahmu supaya aku dapat menyejajarkan langkah kita?

Pertanyaan demi pertanyaan bodoh selalu hadir menyusup ke dalam pikiran.  Dan kau tidak pernah sekalipun menjawab pertanyaan tersebut.  Hanya ada aku yang berusaha menenangkan jiwa sendiri.  Menemukan jawaban atas pertanyaanku, walaupun semua kebohongan belaka.
Kurasa sudah waktunya untuk melepaskanmu.  Mempertahankanmu tidak membuatku bahagia, tidak juga membuatmu tidak akan pergi.  Kau hanya bersikap seolah kau ada disana, tetapi tidak pernah ada saat kubutuhkan.
Lalu, apalah arti kehadiran semu tanpa kasih yang kuinginkan darimu?

Akhirnya aku mengerti.  Melepaskanmu mungkin jalan terbaik.  Membiarkanmu menguap bersama embun di pagi hari.  Dan aku akan mulai belajar untuk menyukai musim lainnya selain musim dingin.

0 comments:

Post a Comment